Cerpen : Sifat Kyle

Sifat Kyle





Seperti biasa, Kyle dan Logan selalu bermain di halaman belakang rumah Kyle, rumah yang sangat kental dengan suasana Belandanya itu selalu membuat mereka merasa sangat nyaman. Mereka pertama kali berteman ketika bertemu di sebuah gubuk tua disamping rumah Logan ketika Kyle sedang ketakutan melihat penampakan disana. Kyle adalah seorang gadis yang sepanjang hidupnya selalu mengeluh tentang keadaan orang tuanya. Hal ini dikarenakan orang tua Kyle tidak pernah mempercayai kemampuan “melihat”nya. Kyle juga selalu bertindak sesuka hati kepada orang tuanya karena ia merasa bahwa anak tunggal selalu di manja. Namun orang tua Kyle tidak pernah memanjakan Kyle dan selalu berdoa agar anaknya mau berubah. Sedangkan Logan, adalah anak laki-laki yang sifatnya berkebalikan dengan Kyle. Ia selalu menghormati kedua orang  tuanya dan selalu siap mendengarkan setiap keluh kesah Kyle. Logan juga selalu sabar memberikan nasehat baginya yang selalu tidak pernah didengar oleh Kyle. Pertemanan mereka terus berlanjut ketika mereka menyadari bahwa mereka memiliki kelebihan yang sama untuk melihat  dan berkomunikasi dengan “mereka” yang tidak bisa dilihat oleh kebanyakan orang. Menginjak usia remaja, Logan dan Kyle bertemu banyak sekali “orang” dari dimensi lain. Awalnya Kyle tidak bisa menerima kehadiran “mereka” yang selalu mengusik hidupnya, namun, semakin ia mendalaminya, dan dibantu oleh Logan, Kyle akhirnya memahami bahwa “mereka” juga  dulunya memiliki masa lalu. “Mereka” hanya butuh keluh kesah masa lalunya didengar dan dimengerti oleh orang-orang yang bisa berkomunikasi dengan “mereka”.
                Pada suatu hari ketika libur panjang tiba, orang tua Logan berencana untuk pergi ke sebuah pulau pribadi yang dimiliki oleh kelurganya. Mereka memutuskan untuk mengajak keluarga Kyle. Sangat disayangkan, orang tua Kyle tidak bisa mengiyakan ajakan tersebut. dengan sangat menyesal, Kyle berkata pada Logan bahwa dirinya tidak bisa ikut karena orang tua Kyle akan pergi ke luar kota selama seminggu untuk urusan pekerjaan. Namun Logan segera memutar otaknya karena Logan sangat ingin Kyle untuk ikut menginap. Kemudian Logan berlari kecil menghampiri kedua orang tuanya dan mengutarakan maksudnya. Orang tua Logan menyetujui permintaan anak semata wayangnya. Kemudia mereka meminta ijin  kepada orang tua Kyle lewat telepon. Setelah disetujui, Logan langsung berlari menghampiri Kyle yang berada di dalam kamarnya. Ketika mendengar kabar itu, Kyle langsung memeluk Logan.
                Tibalah saatnya mereka berlibur. Logan menunggu Kyle didepan rumahnya dengan perasaan yang tidak menentu. Kemudian Kyle keluar rumah, disusul dengan pengasuh semasa kecilnya yang membawa sebuah koper besar. Setelah memasukan koper ke dalam bagasi mobil ayah Logan, Kyle berpamitan kepada pengasuhnya.
                Setelah 5 jam menempuh perjalanan dengan pesawat pribadi milik ayah Logan, akhirnya mereka sampai di pulau. Logan mengajak Kyle berkeliling di sekitar pulau. Logan membawa Kyle ke sebuah pohon rindang, dimana “sahabat” Logan tinggal. Ketika “sahabat” Logan memperihatkan dirinya, Kyle terkejut, karena “sahabat”nya itu memiliki wujud yang menyeramkan. Alexis namanya. Logan memberikan waktu untuk mereka berkenalan. Karena tidak mau menyakiti Alexis, Kyle memberanikan diri untuk berkenalan dan bertanya-tanya tentang dirinya sewaktu dulu.
                Setelah berkenalan, Key akhirnya bertanya tentang asal-usul Alexis, mengapa ia bisa berada di pulau itu sendirian, karena sejak awal Kyle tidak melihat “yang lain” selain Alexis. Alexis pun mulai menceritakan kisah pilunya. Dulu, Alexis dan orang tuanya akan pergi menyebrang pulau, namun naas, kapal pesiar yang ditumpanginya meledak dan tenggelam di laut dekat pulau pribadi Logan. Setelah sadar, Alexis sudah berada di pulau tersebut dan ditemukan oleh Logan yang sedang berada di pulau tersebut. Alexis menyadari bahwa ia sudah meninggal karena kakinya tidak menginjak bumi. Ia pun meminta izin kepada Logan untuk tinggal di pulau ayahnya Logan sambil mencari arwah orang tua Alexis yang mungkin saja bisa terdampar di pulau tersebut. Setelah 23 tahun ia lewati, Alexis masih saja terus mencari arwah orang tuanya tersebut. Dan sampai sekarang Alexis masih setia menunggu mereka. Kyle sangat sedih mendengar cerita Alexis, namun Kyle harus berpamitan karena ia  dipanggil Logan untuk makan malam bersama orang tuanya.
Selama seminggu berlibur di pulau pribadi itu, Kyle tidak berhenti memikirkan cerita Alexis. Kyle mulai merasa bahwa ia sama sekali tidak pernah sayang kepada orang tuanya karena hal sepele, ia juga memikirkan nasibnya jika ia harus menjadi Alexis yang saat ini masih mencari keberadaan orang tuanya. Kyle merasa bahwa ia masih sangat beruntung memiliki orang tua yang sangat sayang kepadanya dan sangat sabar menghadapi tingkah lakunya. Kyle pun menceritakan semuanya kepada Logan. Logan senang akhirnya Kyle bisa sadar pentingnya orang tua berkat “sahabat”nya itu.

Sebelum pulang, Logan dan Kyle berpamitan kepada Alexis dan menyemangatinya agar selalu setia menunggu orang tuanya tersebut. Setelah sampai di rumah, orang tua Kyle sudah menungguanaknya. Kyle pun segera berlari sambil menangis menghampiri kedua orang tuanya, lalu memeluknya. Ia juga meminta maaf karena sikapnya yang selama ini kurang ajar kepada mereka. Orang tua Kyle sangat terkejut dengan perubahan sikap anaknya itu, namun mereka sangat bahagia karena sikap Kyle telah berubah.

Karya: Sharon Winneta dan Valerie Kathleen

Comments